Menu

Dark Mode
Jembatan Irigasi Jalan Budi Utomo Metro Selatan Jebol Amuk Massa di Negeri Adidaya Yang Tertunda IMM Kota Metro, Guru Honorer dan Luka Mendalam Dunia Pendidikan DPC PDIP Kota Metro Dukung Penuh Sudin Kembali Pimpin DPD PDI Perjuangan Lampung PLN Merugi, Presiden RI Bakal Copot Jabatan Dirut PLN? PJU Nyala-Padam Jalan Berlubang, Warga Tanya Janji Pak Bambang

Opini

Ketaqwaan Berkualitas Dibangun Oleh Iman dan Akal yang Sehat

badge-check


					Ketaqwaan Berkualitas Dibangun Oleh Iman dan Akal yang Sehat Perbesar

Oleh              : Kiki Anggi, orang biasa
Disclaimer : Penulis hanya seorang muslim biasa yang fakir ilmu

Semakin jauh roda waktu bergulir, maka kehidupan akan semakin dekat dengan akhir zaman, pun jarak antara akidah islamiyah yang lurus dengan perilaku muslim moderat.

Akhir-akhir ini, penulis cukup terganggu dengan istilah yang sering digaungkan sejumlah muslim moderat, yang taqlid buta kepada kiai atau tokoh agama panutannya, “Jangan hanya gunakan akal dalam beragama, cukup dengan rasa”.

Penulis beranggapan, dalam mengkaji atau menerapkan kegiatan ketaqwaan di era modern, butuh akal yang sehat dan ego yang harus sedikit diturunkan. Sebab suatu pemikiran yang sehat (aqli), harus menjadi dasar dalam membentuk iman yang kuat dan ketaqwaan yang berkualitas.

Kendati demikian, mestinya akal dan logika itu diletakkan dibelakang dalil-dalil naqli ; ayat-ayat Qur’an, Hadits, tafsir, ijma’ dan qiyas.

Islam adalah agama bagi orang-orang yang berpikir. Islam mendorong umatnya untuk berpikir, merenung dan menggali pengetahuan. Akal dan pemikiran harus disertai, dalam memahami tanda-tanda kebesaran Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

“Dan perhatikanlah bagaimana Kami jadikan tanda-tanda kebesaran Kami nyata di alam semesta, kemudian perhatikanlah tanda-tanda itu dengan akal pikiranmu” (QS Al-Ankabut : 20).

Lalu, di mana letak korelasi antara taqwa, iman dan akal?

Ketaqwaan, iman dan akal adalah konsep-konsep yang saling terkait dalam Islam. Ketaqwaan adalah kesadaran dan kesediaan untuk menjalankan perintah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Ketaqwaan sebagai puncak implementasi nilai-nilai iman, terletak di dalam hati dan perilaku seseorang yang tercermin dalam tindakan dan keputusan yang diambil, berdasarkan prinsip-prinsip agama.

Sementara itu, iman adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadha dan qadar. Iman terletak di dalam hati dan merupakan fondasi bagi ketaqwaan dan perilaku seseorang.

Sedangkan akal adalah kemampuan untuk berpikir, memahami dan menganalisis informasi. Akal digunakan untuk memahami ajaran agama, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Akal terletak di dalam otak dan merupakan anugerah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang harus digunakan dengan bijak.

Dalam Islam, ketaqwaan, iman dan akal saling terkait dan saling mendukung. Ketaqwaan dan iman yang kuat akan membimbing akal untuk membuat keputusan yang tepat dan bijak. Sedangkan akal yang sehat, akan membangun iman yang kuat dan ketaqwaan yang berkualitas, serta menjauhkan diri dari kesesatan, atau perilaku-perilaku yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Wallahu ‘alam bishowab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Amuk Massa di Negeri Adidaya Yang Tertunda

6 September 2025 - 01:35 WIB

IMM Kota Metro, Guru Honorer dan Luka Mendalam Dunia Pendidikan

4 September 2025 - 16:43 WIB

HMI ; Laboratorium kepemimpinan yang tak pernah tidur

2 June 2025 - 04:12 WIB

Panggung Amatir Badut Kekuasaan

26 April 2025 - 14:22 WIB

Tolak Prostitusi Tampung Cuan dari Mucikari, Dungu Atau Munafik?

12 April 2025 - 03:34 WIB

Trending on Opini